Pahlawanku, Siapa
sejatinya diriku?
Aku
ingin bercerita kepada Engkau wahai pengubah generasi,
Juga mau
bertanya tentang makna dibalik kisah kelam Sang Pemberani,
Aku
sering bermain dengan terkaan yang kian membayangi,
Berkhayal
tentang jalan dan pilihan hidup seorang pejuang sejati.
Lemahlah
diri jika sebutan nama yang harum itu terdengar,
Bagai sebuah titik kecil terhimpit oleh
lingkaran-lingkaran besar,
Maka aku
tertunduk seraya menimbang dengan sadar,
Mengingat
sejauh-mana kemanfaatan dan kontribusi yang telah kutebar.
Sadarkan
aku dari kelemahan sikap,
Ingatkanlah
aku kala sering berbuat silap,
Sesungguhnya
aku tiada berdaya terundung gelap,
Melawan
jeritan hati dengan penuh harap.
Masih
sempat aku mengeluh,
Menyaksikan
kebodohan yang melekat dengan utuh,
Sementara
aku berdiam dalam air keruh,
Justru keyakinan dan asa itu perlahan menjauh.
Yang
kuyakini bukanlah dambaan,
Bukan
pula sekedar objek pujaan,
Namun
aku telah bermain dengan angan,
Sepenuh
hati berusaha mewujudkan harapan.
Kesempatan
datang pasti memilih tempat,
Tak
sembarang orang akan dapat,
Hanya
untuk dia yang punya kesungguhan kuat,
Serta
memiliki tujuan dan optimisme yang melekat.
0 comments:
Post a Comment