YANG TERBAIK UNTUKMU PASTI UNTUKMU

Sunday, December 8, 2013

penyelewengan syari'at di stadion

                                                                BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sudah diketahui secara global, bahwa masyarakat Indonesia merupakan “penggila” sepak bola. Hal itu terbukti dengan tingginya animo suporter dari Sabang sampai Merauke ketika mendukung klub kesayangannya bertanding di Liga Indonesia.
Hampir di setiap pertandingan stadion penuh sesak ribuan bahkan puluhan ribu jiwa dengan segala atribut kreatifitasnya.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Suporter merupakan elemen penting yang tidak bisa terlepas dari persepakbolaan Indonesia.
Puncaknya, ketika Timnas Indonesia bertanding di level Internasional yang dianggap mampu mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, para suporter dari berbagai daerah rela antri berjam-jam untuk memperoleh tiket demi menjadi saksi perjuangan punggawa timnas merah putih.
Akan tetapi, yang tak luput dari kaca mata dunia, bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.  Sebagai seorang Muslim, kewajiban shalat 5 waktu tentu tak boleh dilewatkan begitu saja. Para suporter sepak bola Indonesia yang mayoritas Muslim tidak boleh meninggalkan kewajiban ini. Mungkin bagi mereka yang menyaksikan lewat siaran televisi dapat mengatur waktu lebih mudah antara menunaikan shalat dengan menyaksikan pertandingan. Akan tetapi, bagi mereka yang menyaksikan langsung di stadion justru menjadi masalah pelik. Lama waktu mengantre tiket, berjubelnya suporter dan minimnya fasilitas musholla seolah menjadi alasan mereka untuk “pasrah”. Akhirnya, mereka meninggalkan kewajiban shalat begitu saja. Hal ini tidak sesuai dengan nilai pancasila sila pertama. Hal itulah yang memprakarsai pembuatan makalah ini.

B.  Tujuan
Sesuai dengan masalah diatas, maka tujuan yang ingin Kami capai dalam penelitian ini adalah:
1.   Mendeskripsikan permasalahan yang sangat pelik mengenai peninggalan sholat oleh kebanyakan suporter.
2.   Mendeskripsikan cara untuk mengatasi suporter yang meninggalkan sholat karena melihat sepak bola secara langsung.

C.  Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Manfaat Teoritis
a.      penelitian ini diharapkan dapat memberikan peringatan kepada para suporter di Indonesia bahwa jangan sampai meninggalkan kewajiban sholat hanya karena menonton sepak bola.
b.     Penelitian ini memberikan pilihan kepada suporter, bahwasanya lebih baik melihat sepak bola lewat televisi dari pada ke stadion, karena lebih mudah dalam mengatur sholat. 

2.   Manfaat Praktis
a.      Untuk menyadarkan para suporter sepak bola bahwa sholat itu lebih utama.
b.     Untuk mengantisipasi para suporter agar  lebih taat dalam menjalankan ibadah, terutama sholat.
c.      Untuk mengurangi tindak kekerasan yang sering terjadi dikalangan suporter.


































BAB II
GAGASAN

A.     Kondisi kekinian pencetus gagasan.
Pada saat ini, sepak bola tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran dari para suporter. Bukan rahasia umum lagi bahwa suporter merupakan elemen terpenting dalam dunia persepakbolaan nasional. Setiap klub atau tim di Indonesia hampir seluruhnya mempunyai suporter yang sangat loyal dan fanatik.
Suporter pasti akan berbuat apapun demi tim yang dicintainya apalagi jika timnya sedang bertanding pasti mereka akan rela meluangkan waktunya untuk sekedar menonton tim kebanggaannya, sesibuk apapun mereka pasti menyempatkan untuk bisa memberikan suntikan semangat buat tim kesayangannya.
Untuk bisa hadir melihat secara langsung pertandingan, kebanyakan dari mereka pasti berangkat ke stadion lebih awal dari jam pelaksanaan pertandingannya karena takut tidak kebagian tempat duduk. Belum lagi mereka harus mengantri membeli tiket.
Menurut MUI, Menonton pertandingan sepak bola hukum asalnya adalah mubah (boleh), tetapi jika tidak lepas dari madhorot menonton bola maka hukumnya menjadi haram, di antara madhorot tersebut ;
1.   Menyia-nyiakan waktu, karena satu setengah jam lebih akan berlalu sia- sia, tidak ada manfaat dunia lebih-lebih akhirat, padahal waktu lebih berharga dari harta, setiap waktu berlalu bukan untuk keta’atan kepada Allah, maka dia telah merugi, firman Alloh ;
“Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr [103] : 2-3)
2.   Menyia-nyiakan harta, dengan membeli tiket menonton sepak bola padahal harganya sangat mahal hanya untuk menonton yang tidak bermanfaat. Atau jika mereka tidak menonton langsung ke la pangan, maka dengan televisi yang memerlukan listrik, tempatnya juga memerlukan listrik.
3.   Menyia-nyiakan kekuatan atau tenaga yang dimi liki, bahkan melemahkan kekuatan badan. Karena jika menonton sepak bola dari awal hingga akhir belum lagi perjalanan pulang pergi yang sangat.

Kami telah menyurvei 50 orang suporter tentang sholat ketika melihat sepak bola di Stadion, dan hasilnya sebagai berikut:
Gambar.
Presentase suporter ketika menonton di stadion apakah meninggalkan sholat atau tidak.

Dari pengamatan ini, kami mendapat gambaran bahwa kebanyakan para suporter meninggalkan sholat bahkan menunjukkan presentase 90%. Padahal tim yang dijagokan bermain bola tak lain karena demi mencari uang, bukan membela suporter mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang masih menyempatkan diri untuk mengerjakan sholat baik sebelum berangkat maupun ketika di stadion yaitu 10 %.
Hal ini sungguh ironis, mereka lebih mementingkan melihat sepak bola dari pada mengerjakan kewajiban. Hal itu bisa terjadi karena berbagai macam alasan, seperti:
1.                                            Waktunya mepet
2.                                            Keasikan  menonton
3.                                            Tidak membawa pakaian ganti yang suci
4.                                            Kurangnya fasilitas ibadah di area Stadion
5.                                            Capek dan lain-lainnya
Yang lebih tragisnya lagi banyak diantara mereka yang tidak mengqodlo’ sholat yang ditinggalkannya dengan alasan karena kecapekan sehabis perjalanan.
Hal itu sangat melenceng dengan syari’at islam karena sholat merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan sementara melihat sepakbola di stadion merupakan hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Sholat merupakan kewajiban bagi manusia seperti firman Allah SWT. Yang berbunyi: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. ” (QS. Adz Dzariyat: 56-57). Dalam ayat itu menjelaskan bahwa manusia diciptakan Allah SWT. Adalah untuk beribadah kepada-Nya.
Ditambah lagi azab jika meninggalkan sholat yaitu seperti sabda Rasulullah SAW. : “Barang siapa meninggalkan shalat hingga terlewat waktunya (tanpa alasan atau halangan), lalu ia mengqadhanya, maka ia akan disiksa di dalam neraka selama satu huqub, satu huqub sama dengan 80 tahun, dan satu tahun terdiri dari 360 hari. Sedangkan ukuran satu hari ( di akhirat ) adalah 1.000 tahun ( di dunia ).“ Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT.
Jika kita meninggalkan sholat, itu bisa berakibat seperti yang disabda
Nabi Muhammad SAW :

"Barang siapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan." (HR. Ahmad).

“Sesungguhnya ( batas pemisah ) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” ( HR. Muslim, dalam kitab al iman ).

“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya maka benar benar ia telah kafir.” ( HR. Abu Daud, Turmudzi, An Nasai, Ibnu Majah dan Imam Ahmad ).

Dari pemaparan diatas disimpulakan bahwa sholat adalah kewajiban sementara melihat sepak bola hanya sebuah hiburan, jadi tidak pantaslah meninggalkan suatu pekerjaan yang wajib hanya demi suatu pekerjaan yang kurang penting.
Menanggapi hal ini, seharusnya kita malu terhadap Malaysia, karena masih ada supporter di sana yang menjaga shalatnya, meski harus shalat di stadion, sedangkan di negeri kita yang katanya berpenduduk muslim terbesar di dunia malah banyak yang meninggalkan shalat hanya karena ingin menonton pertandingan sepak bola.
Tentunya hal ini menjadi sebuah catatan bagi  suporter yang muslim untuk tetap menjaga kewajibannya di manapun kita berada. Padahal jika dipikir lebih jauh, menonton di rumah juga bisa, lebih nyaman, tidak harus berdesakan, tidak harus mengeluarkan biaya, dan bagusnya lagi bisa lihat replay-nya jika kita ketinggalan melihat gol, jika di stadion kan tidak bisa, ya meskipun tingkat keasyikannya berbeda, tetapi kita ambil dari segi positifnya saja.

B.     Solusi yang pernah ada sebelumnya untuk memperbaiki keadaan pencetus gagasan
Menonton di Televisi merupakan solusi yang dapat mengatasi masalah itu karena lebih nyaman, tidak harus berdesakan, tidak harus mengeluarkan biaya, dan bagusnya lagi bisa lihat replay-nya jika kita ketinggalan melihat gol, jika di stadion kan tidak bisa, meskipun tingkat keasyikannya berbeda, tetapi kita ambil dari segi positifnya saja.

C.     Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang jauh diajukan.
Kami merasa bahwa masalah meninggalkan sholat ketika melihat pertandingan sepak bola adalah masalah yang sangat besar, entah disadari atau tidak, persoalan ini sudah mengakar di dunia persuporteran Indonesia.
Dengan gagasan ini, Kami mengharapkan bisa memperbaiki keadaan yang ada sekarang, minimal bisa menggugah kesadaran para suporter yang saat-saat ini masih jadi persoalan yang perlu dikaji lebih mendalam lagi.

D.     Pihak-pihak yang terkait dalam membantu mengimplementasikan gagasan dan uraian atau kontribusi masing-masing.
Lantas, siapa yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini ? Dalam Islam, Nabi Muhammad telah bersabda: “kullukum rầ’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyatihi”. Jika ditempatkan dalam konteks persepakbolaan Indonesia, pemimpin dalam hal ini adalah pengurus PSSI. Sebagai penyelenggara Liga Indonesia dan pertandingan internasional, seharusnya mereka mengerti dan memahami bahwa mayoritas suporter adalah Muslim.
Apalagi Ketua dan mayoritas pengurus PSSI juga Muslim. Tidak selayaknya mereka sibuk dengan masalah internal yang ujung-ujungnya berebut kekuasaan. Tidak selayaknya pula hanya melakukan komersialisasi demi meraih kuntungan yang sebesar-besarnya, hingga melupakan masalah yang urgent, hak dan kewajiban suporter sebagai umat Islam. Masalah pelaksanaan shalat ini menjadi tanggungjawab bersama antara PSSI, Suporter, dan elemen-elemen masyarakat.

E.       Langkah-langkah Strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
PSSI harus mengayomi suporter dengan melakukan beberapa hal:
1.   Mengatur waktu penyelenggaraan pertandingan.
2.   Memperbaiki manajemen penjualan tiket.
3.   Penyediaan fasilitas shalat di dekat stadion.
4.   Sosialisasi dalam internal PSSI maupun dengan elemen-elemen masyarakat.
5.   Petinggi dan pengurus PSSI banyak yang telah Haji, seharusnya mereka memahami arti pentingnya shalat.

Para suporter harus melakukan beberapa hal:
1.   Jika jaraknya jauh dari stadion dengan batasan 96 km, maka mereka harus menjama’ sholatnya.
2.   Jika jaraknya dekat, maka mereka harus berupaya untuk tetap bisa melakukan Sholat bagaimanapun caranya.
3.   Lebih mendalami lagi betapa pentingnya Sholat Fardlu
4.   Membawa peralatan sholat, untuk berjaga-jaga kalau pakaiannya sudah najis.
                                    





BAB III
KESIMPULAN

A. Gagasan yang Diajukan
Pertama, mengatur waktu penyelenggaraan pertandingan. PSSI hendaknya menentukan waktu-waktu pertandingan yang tidak mepet dengan batas waktu shalat. Shalat yang paling rawan hilang adalah shalat Dzuhur (disebabkan membeli tiket untuk pertandingan sore), shalat Ashar dan Magrib (disebabkan membeli tiket untuk pertandingan malam). Waktu yang paling pas menurut bagi pertandingan sepak bola Indonesia adalah ba’da shalat Ashar dan ba’da shalat Isya’. Alasannya, jarak kedua waktu shalat ini dengan shalat sesudahnya cukup panjang. Dari Ashar ke Magrib sekitar tiga jam, sedangkan dari Isya’ ke Subuh malah lebih panjang lagi. Akan tetapi, hal ini harus didukung dengan penjualan tiket yang professional.
Kedua, memperbaiki manajemen penjualan tiket. Apabila penjualan tiket masih saja seperti saat ini dengan cara mengantre berjam-jam di hari H, tentu akan membuang banyak waktu hingga shalatnya “bablas”. Karena itu, system penjualan tiket secara online hendaknya semakin diutamakan dengan waktu pengambilan tiket beberapa hari sebelum hari H. Minimal menjual tiket lebih pagi. Dengan itu para suporter bisa datang ke stadion beberapa menit sebelum kick offdimulai, tanpa kehilangan shalatnya.
Ketiga, penyediaan fasilitas shalat di dekat stadion. PSSI bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk membangun masjid di dekat stadion yang sanggup menampung ratusan hingga ribuan jamaah. Hal ini penting agar penonton tidak terlalu jauh dan membuang-buang waktu mencari tempat untuk menunaikan shalat. Selain itu, masjid yang dekat dengan stadion juga mempengaruhi mood para suporter terhadap kewajibannya agar tidak dilupakan begitu saja.
Keempat, sosialisasi dalam internal PSSI maupun dengan elemen-elemen masyarakat. Berawal dari Pengurus Besar PSSI disalurkan kepada Pengprov PSSI, Pengcab PSSI hingga ke akar rumput perkumpulan suporter, dan akhirnya sampai ke sanubari pribadi suporter. Selain itu, perlu juga berkoordinasi dengan elemen-elemen masyarakat, di antaranya dengan ulama’ atau kyai. Pengurus PSSI bisa terjun dalam pengajian-pengajian bersama ulama’ membahas pentingnya shalat bagi umat Islam mekipun dalam keadaan hendak menyaksikan pertandingan sepak bola, sehingga shalatnya tidak terlewatkan.
Kelima, petinggi dan pengurus PSSI (banyak yang telah Haji) mestinya memahami arti pentingnya shalat. Tentunya mereka menginginkan terwujudnya ketertiban dan sportifitas pada persepakbolaan Indonesia, baik di dalam maupun di luar lapangan. Hal itu dapat terwujud setelah elemen-elemen persepakbolaan Indonesia melaksanakan shalat. Setelah shalat, hati dan fikiran mereka akan terasa “adem ayem”, tenang, damai, dan terhapuslah rasa dengki yang dapat menciptakan anarkisme. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Ashsholatu tanha ‘an al-fakhsya’i wa al-munkar” (Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar).
Terakhir, suporter harus menyempatkan untuk mengerjakan sholat baik sebelum berangkat, maupun ketika berada di stadion. Munkin untuk yang rumahnya dekat dengan stadion masih bisa mengerjakan sholat tepat pada waktunya, dan salah satu cara untuk mengatasi ini semua yaitu dengan Sholat berjama’ah di dalam stadion.

B. Teknik Implementasi
Dalam merealisasikan gagasan dan rencana tersebut, yaitu melalui tahap-tahap:
1.     Meningkatkan kesadaran suporter tentang kewajiban sholat fardlu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat acara semacam kajian islami oleh suporter.
2.     Menyadarkan PSSI dan PT. Liga Indonesia selaku pihak yang berwenang agar memperhatikan persoalan yang sedang menjamur mengenai pelanggaran syari’at (sholat) oleh suporter dalam pertandingan sepakbola.
3.     Mengubah sistem waktu pertandingan dan sistem penjualan tiket pertandingan agar bisa lebih baik lagi. Misalnya mengubah  waktu pertandingan pada saat setelah sholat isya’ sekitar jam 8. Serta sistem penjualan tiketnya bisa di ubah manjadi sistem online/pemesanan sebelum hari H, untuk mengantisipasi antrian yang panjang.

C. Prediksi Hasil
a.   Manfaat
1.   Mengatur waktu pertandingan sepak bola agar tidak berbenturan dengan waktu sholat.
2.   Menekan angka suporter yang meninggalkan Sholat.
3.   Dengan sholat, mungkin tindak kekerasan supporter akan sedikit berkurang karena sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Ashsholatu tanha ‘an al-fakhsya’i wa al-munkar” (Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar).
4.   Memperbaiki sistem penjualan tiket.

b.  Dampak Gagasan
1.   Mengingatkan pihak PSSI dan Pengelola Liga agar lebih memperhatikan supporter tentang sholat karena kebanyakan supporter beragama Islam.
2.   Menjadikan persepakbolaan Indonesia lebih maju, baik dari segi sistem penjualan tiket, segi pengaturan suporter, segi kepanitiaan pertandingan, dan Liga Indonesia pada umumnya.









DAFTAR PUSTAKA

(HR. Ahmad), ( HR. Muslim, dalam kitab al iman ), ( HR. Abu Daud, Turmudzi, An Nasai, Ibnu Majah dan Imam Ahmad ) tentang meninggalkan sholat.

Al Qur’an Surat Adz Dzariyat: 56-57



Share:

0 comments:

Post a Comment

SESUNGGUHNYA YANG TERBAIK UNTUKMU PASTILAH UNTUKMU

About

AKU ADALAH DIRIKU DENGAN SEJUTA IMPIAN DAN HARAPAN BESARKU

Postingan Populer

Powered by Blogger.

hiburan

  • NOAH 6.903
  • NOAH AWAL SEMULA
  • Sang Pemimpi

Followers

NOAH

NOAH
logo NOAH